Lupa
Padahal ini sudah ‘maaf’ yang ke-1000 kali, lebih malah. Sudah janji yang kesekian, tapi kamu lupa. Kamu lupa aku jutaan kali memaafkan. Memaklumi luka. Mewajarkan derita. Aku cinta, tapi kamu lupa. Harus selembut apa lagi aku agar kamu ingat aku juga manusia? Harus sekuat apa lagi aku agar kamu mengerti aku hancur sampai mengakar dalam hati? Apa menunggu aku mati lalu kamu menyadari aku salah satu yang berarti? Bagaimana dengan janji perihal merajut mimpi? Membangun cita tinggi-tinggi. Kamu lupa bahwa tiap kali dipecundangi dunia, aku selalu ada. Kamu menangis tersedu, aku menawarkan bahu. Kamu lupa mencintaiku seperti awal kita berjumpa dulu. Kalau memang kita tidak lagi dalam kapal yang sama, biarkan aku menepi pada dermaga di depan sana. Dari pada terus bersama, tapi kamu terus mengundang penumpang yang lainnya. Tenang saja, aku masih yang lapang dada memaafkan.tidak pernah mau meninggalkan setitik dendam pada rasa. Tiap kali kamu lupa, kutinggalkan koma, ...