Aku, Kau dan Keegoisanmu
Aku tidak jarang mengalah tiap kali kita berbeda pendapat, sejujurnya aku terlalu lelah untuk terus menarik otot-otot rahangku demi membalas segala ocehanmu itu. Aku juga tidak jarang memilih diam dan bersikap cenderung tidak peduli untuk beberapa waktu, berpikir bahwa dengan seperti itu aku tidak perlu terus menghawatirkanmu. membuatmu mengerti perihal titik jenuh yang acap kali menyelubungi hati. Hai,Tuan. Harus berapa lama lagi aku bertahan pada situasi yang membuatku pening kepala ini? Kamu bilang aku merepotkan karena terus meributkan hal-hal yang tak masuk akal, yang selalu mencemaskan hal-hal yang tak perlu. Yang selalu kekanak-kanakan. Ada banyak hal yang tidak kamu tahu, bahkan jika kuberitahu pun kamu tidak akan mengerti. Akan selalu saja ada gejolak penolakan setelah mendengar hal-hal yang berusaha aku sampaikan. Kita sesering itu menjadi dua manusia yang berbeda jalan pikiran. Kamu bilang segala yang aku khawatirkan itu bukanla...