Posts

Showing posts from January, 2019

Memulai Lagi

Aku sudah di sini sejak terakhir kali kamu bilang cinta.  Bahkan sebelum itu. Berteman dengan angin yang berhembus, panas yang terik dan dingin yang menusuk.  Aku masih di sini, pada titik temu yang sudah lama tidak lagi kau datangi.  Benar, aku menyukaimu.  Setidaknya sampai beberapa saat lalu. Sebelum akhirnya aku memutuskan untuk kembali memulai apa-apa yang sudah lama aku abaikan. Memulai langkah-langkah yang tak pernah kuambil. Memulai bernafas dengan benar setelah sekian lama didera sesak karena terlalu menyukai seseorang yang telah lama mati ditelan bumi. Benar, aku masih menyukai. Setidaknya sampai akhirnya seseorang membangunkanku dari segala kebodohan karena terlelap dalam harapan bahwa kamu kembali suatu hari. Sebelum akhirnya aku terbangun dan menyadari kau sudah lama pergi. Sudah seharusnya memulai lagi. Menyiapkan hati untuk seseorang singgahi. Perihal waktu yang sudah kulewati untuk bertahan pada satu hati, aku tidak ...

Tidak Untuk Kali Ini

Teruntuk kamu yang sedang berusaha masuk ke dalam hati, yang dengan sengaja mengetuk pintunya berulang kali. Maaf, sepertinya pintuku belum mau dan tidak akan terbuka untukmu. Tidak untuk kali ini. Masih ada yang belum sempat aku selesaikan, terutama perihal rasa. Sebagian masih tertambat pada hal dimasa lalu dan sebagian lagi sedang sangat menikmati sebuah kesendirian. Kupikir belum waktunya untuk menyilakanmu masuk saat seluruhnya terasa berantakan. Maaf, karena membuat segala yang kamu lakukan terasa percuma dan buang-buang waktu. Perihal kamu yang katanya mampu menyembuhkan, kupikir aku masih mau menikmati sakit-sakit ini sedikit lebih lama. Membiarkan diriku sendiri yang menyembuhkan luka-luka bekas ditinggalkan, daripada membiarkanmu yang menyembuhkan. Karena aku tidak pernah yakin akan ada seseorang yang bisa menyembuhkan selain aku sendiri. Aku sudah terlanjur akrab dengan luka-luka ini. Kalau nanti ternyata kamu gagal menyembuhkan, aku tidak mau bert...

Pengakuan

Dengan sadar aku mengakui hal-hal yang menurutmu sudah mati dimakan waktu.  Mengakui hal-hal yang sudah terlalu basi untuk lagi-lagi dibicarakan.  Tapi, aku tidak pernah menyesali pengakuan yang mungkin beberapa orang anggap benar-benar membuang harga diri. Terlihat mengemis rasa pada yang sudah tak lagi merasa. Menyedihkan. Memang. Tapi, kupikir tidak pernah salah untuk mengakui bahwa yang aku rasa memang masih sama adanya. Aku bukannya sengaja memeliharanya untuk terus hidup dalam dada, yang sebenarnya adalah tanpa sadar aku tidak pernah benar-benar menenggelamkannya sampai karam. Kubiarkan waktu yang mengambil alih, yang kupikir akan segera menghilang, nyatanya masih mengapung-apung di atas segala kenangan. Masih terlalu banyak untuk cepat dimusnahkan, layaknya buih ombak. Pengakuan yang mungkin terasa tidak penting itu, bukan untuk menarikmu pada genggamku lagi. Bukan untuk mengajakmu mencoba menuliskan cerita berdua lagi. Kita sudah selesai. Aku...