Posts

Showing posts from May, 2019

Pantas Bahagia

Aku tahu sudah seberapa lelah kakimu itu berlari. Meninggalkan hal-hal yang selalu saja meremas jiwa sedikit demi sedikit lantas menjadikanmu seseorang yang mulai gila. Kau merasa kehilangan sandaranmu, kehilangan peganganmu. Dirinya adalah hal yang teramat kau cintai hingga ketika ia menghilang, rasanya seperti tercabut hingga ke akar, meninggalkan jejak berlubang, lebar, jeru, dan gelap. Kau terlalu sibuk mencintainya tanpa pernah mencintai diri sendiri.  Tidak, sandaranmu akan selalu ada, peganganmu juga. Bukan pada dirinya, tapi pada dirimu sendiri.  Jangan lupakan betapa kuat kakimu menopang tubuh lunglaimu selama ini. Memangnya kenapa jika ditinggalkan? Bukan berarti kau adalah salah satu sampah baru dalam kehidupannya, tidak seharusnya kau terpuruk sedemikian rupa, merasa gagal menjadi sesuatu yang berharga untuknya.  Kau berharga. Jauh lebih berharga dari apa yang benaknya pernah terka tentangmu. Ditinggalkan berarti kau punya ribuan kesemp...

Aku Di Sini

Aku tahu suatu hari hati baikmu itu akan ada yang melukai. Mengecewakanmu tanpa aba-aba. Meninggalkan bekas yang seakan-akan tak akan pernah hilang. Melekat pada sudut hatimu. Aku tahu bagaimana nanti semesta akan menjatuhkanmu pada yang teramat buruk, seakan segala hal sudah kelewat baik untukmu. Ia pikir sudah seharusnya kau mencicipi pahitnya ditusuk tepat pada pusat jiwamu.  Aku tahu suatu hari akan ada rasa paling menyesakkan yang menghujam dadamu lantas menjadikannya sarang duka. Menumbuhkan perih yang tiba-tiba saja mampu mendorong paksa air bening yang sekian lama tak pernah menyentuh pelupuk mata, kau menangis. Aku tahu.  Aku di sini. Arahkan tungkaimu padaku, mau berlari cepat atau sekadar berjalan lambat, terserah. Kau punya tempat untuk menghambur ke arahku, menumpahkan segala hal yang menyebabkan lubang menganga pada perasaanmu.  Aku di sini.  Peluk saja, tak masalah.  Peluk seerat yang kau mau, karena aku tak akan pernah mera...

Aku Jatuh (cinta) Lagi

Jadi, bagaimana seharusnya aku menggambarkannya? Rasanya semua kelewat sukar untuk mengudarakan pada telinga orang lain. Hanya aku. Hanya aku yang tahu bagaimana menyenangkannya terjatuh.  Kali ini aku tidak menyumpah serapahi jatuh yang lagi-lagi kurasakan. Aku tidak lagi merasa remuk disekujur tubuh atau pening pada kepala. Aku malah merasa melayang ke awang-awang. Sebenarnya otakku sudah terlalu lupa bagaimana rasanya jatuh cinta. Jadi, ada ya jatuh yang tidak merasa sakit? Atau aku hanya melebih-lebihkannya karena terlalu larut pada kesenangan? Kuharap ini tidak semu. Karena sejujurnya aku lelah. Aku lelah menyembuhkan diri yang lukanya berulang kali tak pernah bisa menutup rapat. Aku lelah meyakinkan diri perihal bagaimana aku bisa menyelesaikan semuanya sendiri, termasuk melupakan masa lalu. Kupikir segenap perasaan akan seterusnya tinggal pada satu hati yang tertuju padanya. Aku pernah mengira bahwa separuh aku adalah ia yang menyayat seluruh permukaan peras...