Posts

Showing posts from August, 2019

Rapuh

Aku bisa membeli apa saja dengan uang.  Rumah mewah, emas berbatang-batang, mobil. Apa saja. Aku kaya.  Aku bisa tertawa lepas tanpa kendali di depan kalian. Menertawakan semesta yang berupaya membuatku menjadi sosok paling konyol di dunia. Bagaimana tidak? Aku manusia yang menggunakan topeng berlapis-lapis demi menyamakan tingkat dengan kalian.  Aku ini sendirian. Seramai-ramainya gelak tawa keluar masuk telinga, sejujurnya aku tuli. Aku tuli atas jeritan diri sendiri. Aku muak tapi memaksa. Hancur yang di dalam perlahan-lahan.  Saking banyaknya topeng, tak pernah satu pun dari kalian bertanya ‘apa semua baik-baik saja?’. Apa kalian tidak pernah dengar bahwa yang paling nyaring tertawa adalah yang paling merana?  Tentu tidak semua. Tapi, aku iya.  Aku hidup di tengah jutaan manusia, tapi tak satupun memeluk dengan tulus. Aku kaya, tapi tetap saja kebahagiaan itu tak ternilai.  Rumah mewah tidak menjadikanku berada pada tem...

Pudar

Benar, aku berhasil perihal melupakanmu. Telingaku samar-samar dengar derap langkah sebelum akhirnya kudengar pintu diketuk. Senyummu masih sama, menghangatkan. Masih sama cerahnya. Pernah jadi kesukaanku.  Baumu masih sama, menenangkan. Kau pun masih sama. Secerah itu dan segelap itu diwaktu yang bersamaan. Jadi, tentang pertanyaan,   ‘bisa kita kembali?’ jawabannya; tidak. Aku pikir aku perlu menghargai peluh dari kerja kerasku (melupakanmu).  Terlena berulang kali bukan hal yang patut aku banggakan tiap kembali dalam dekap yang sama.  Ada yang memudar seiring angin menerpa halus    sekujur badan. Ada yang luntur bersamaan dengan hujan yang jatuh ke bumi.  Aku secinta itu padamu, dulu. Masih sama. Sekarang aku juga secinta itu. Tapi, bukan padamu melainkan pada diriku.  Kau mengerti kan kalau detik pada jam itu sudah berputar miliaran kali semenjak kau pergi? Kau mengerti kan kalau matahari dan bulan sudah ...