Posts

Showing posts from April, 2020

Bantu Aku?

Kan aku sudah berpesan, jangan peluk aku dengan banyak bentuk harapan jika nanti kamu lepas tanpa aba-aba.  Dengar, kecewa itu menyesakkan. Apalagi aku terbiasa diam, membungkam diri sendiri dari rasa ingin teriak memaki-maki kamu yang seenak hati melakukan ini dan itu.  Aku juga mau jadi seenaknya, tapi ternyata menjaga perasaanmu jadi nomor satu untukku. Aku takut menyakiti hingga aku selalu terbiasa menjaga kalimatku. Aku takut menyinggung hingga aku selalu berpikir berkali-kali untuk melakukan suatu hal.  Iya, salahku memang karena dengan sadar memelihara luka padahal lebih baik diungkapkan, kan?  Hei, kamu tidak sadar ya kalau telingamu itu terlalu tuli untuk mendengar dengan seksama keluhan-keluhanku? Otakmu itu terlalu sibuk memikirkan hal lain daripada memikirkan aku lebih dalam. Tidak penting menurutmu.  Lalu aku yang bodoh ini tetap berusaha berdiri dengan tegap dan tegak bersamamu meski sesekali merasa lelah, ingin berhenti. Ingin...

Bisa?

Lucunya jadi aku adalah rela duduk manis di ruang gelap, menangis tersedu sendirian lantas menyumpah serapahi diri sendiri. Padahal bukan aku yang jadi penyebabnya.  Coba tebak aku sedang merasa sedih perihal apa? Kamu tahu? Tentu tidak.  Mungkin iya, aku terlihat begitu sehat luar biasa. Senyumku juga masih kamu lihat seperti biasa. Tawaku juga masih lebar, tapi pernah merasa kalau itu terdengar sumbang? Tidak, sudah pasti.  Dengar, ah, bukan. Baca ini.  Aku mungkin memang jadi satu-satunya yang ada tanpa pernah melonggarkan genggamanku. Masih sama eratnya. Mungkin juga aku satu-satunya yang sedikit meracau perihal hidupmu, semua terlihat damai, tenang, aman dan bahagia.  Mungkin begitu.  Tapi, bukan berarti aku tidak pernah terbakar kekecewaan. Pernah, tapi dengan baiknya aku simpan diam-diam dalam kotak yang biasa diberi nama kesabaran.  Dari pada membuat telingamu pengang, aku lebih baik bermonolog ria di depan cermin....