Kita Hanya Orang Asing yang Pernah Saling
Pernah satu hari, kamu
ucap janji. Menjaga apa-apa yang menurutmu membahagiakan kita.
Kupikir alangkah
baiknya Tuhan saat itu, membawamu sebagai penghantar bahagia yang
sebenar-benarnya kala aku rasa semua adalah semu.
Tapi, tidak lagi. Aku dibangunkan
dari buai-buai manis yang fana.
Suatu hari, entah apa
rencana Tuhan, yang kutahu langkahmu semakin menjauh.
Diam-diam memilih untuk
perlahan melepaskan.
Disaat yang sama, aku
malah menjaga kuat-kuat, jauh lebih kuat dari yang pernah.
Kupikir semuanya
baik-baik saja, tapi pada akhirnya aku menyadari semuanya memang sedang tidak. baik-baik saja.
Kubohongi diri sendiri
perihal kepergian. Meyakini sebuah kepulangan yang tak pernah ada.
Pisah ini gurauan Tuhan
atau memang Tuhan sedang baik padamu, dengan mengabulkan segala rencana
kepergianmu?
Kemudian kita
benar-benar melepas ikatan yang sebelumnya kupikir tak akan lepas, sebab kau
berjanji perihal sebuah bahagia.
Lagi-lagi, aku tertidur
dalam buai.
Kita yang tak lagi
bersama ini sudah benar-benar asing. Layaknya kamu yang hidup di belahan utara
bumi dan aku di belahan yang lainnya.
Aku sudah, melupakanmu.
Dengan susah payah. Melewati jatuh dan bangun. Berproses setengah mati. Aku
turut andil dalam mengabulkan rencanamu. Kamu pergi dan aku melepas (pada akhirnya).
Dan suatu hari, kamu
datang kembali. Berucap lagi janji.
Tidak, aku sudah
melupakanmu. Lantas untuk apa ada ‘kita’ lagi?
Ketika waktu memberimu
ruang untuk menjadi jauh lebih baik, aku pun sama. Membangun diriku jauh lebih
kuat. Dan sekarang aku sudah benar-benar kuat untuk menolak.
Aku pernah ada sepekat
itu dalam hidupmu, tapi tak lantas membuatku tak bisa memudar.
Aku sudah hilang, bukan
lagi bagian dari semestamu.
Keinginan kembali yang
kau siarkan itu, mendengarnya saja hatiku hanya bergeming. Tidak lagi aku menunggu sebuah
kepulangan.
Sekarang jalan kita tak
akan pernah sama. Kita hanya orang asing yang pernah saling.
:) :)
ReplyDeleteTerus berkarya ya gin 😊
ReplyDeleteTerbaiq
ReplyDelete