#3 - Aku Sudah Selesai
Aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk terus
bertahan pada sebuah rasa untuk seorang manusia. Aku sudah membiarkan ribuan
bahkan jutaan detik berlalu begitu saja untuk menunggumu. Seseorang yang bahkan
tak pernah lagi berniat untuk kembali.
Hanya karena terbiasa bersama, aku jadi merasa kalau
bukan kamu semua akan terasa biasa saja. Semua akan terasa tidak semenakjubkan
saat denganmu. Hingga segalanya kututup dengan rapat. Segalanya kusimpan dengan
sempurna. Segalanya kubiarkan tetap hidup, selayaknya kita yang pernah
mencipta. Padahal ‘kita’ saja sudah lama mati.
Sebangga itu aku pernah bersama.
Aku menunggu, diam-diam mendoakan, diam-diam
memperhatikan, diam-diam berharap Tuhan masih mau menyisakan sedikit waktu
untukku dan kamu sekali lagi. Konyol!
Aku begitu bodoh, kan? Sudah tahu bahwa ceritanya telah
ditamatkan, tapi masih saja berusaha menyambungkan. Meski tidak terdengar, aku
tahu mereka di luar sana sedang berbisik “menyedihkan”. Tentu, aku tahu. Atau kamu
juga salah satu dari mereka yang berbisik?
Sengaja atau tidak, kita membuat sebuah jarak, ah,
tapi kupikir memang sengaja. Yang kian hari kian melebar. Tawa-tawa kita terasa
sumbang. Obrolan yang terdengar tidak lagi senyaman yang pernah keluar masuk
telingaku. Aku mafhum. Memang akan terasa aneh setelah sekian lama bersama,
berpisah, tak pernah bersua, dan sekarang memaksakan diri menjadi
semenyenangkan dulu, padahal keadaan tak lagi sama.
Hingga sampai pada satu hari, sebelum hari di mana
aku menuliskan ini, aku menyadari. Aku sudah terlalu lama berjuang untukmu.
Bertahan padamu. Menunggumu. Mengertimu. Memahamimu. Aku sudah terlalu jahat
pada diri sendiri karena lebih memilihmu ketimbang diriku sendiri, lebih
mencintaimu ketimbang diriku sendiri. Aku berhenti menuliskan namamu. Aku
berhenti berucap tentangmu sebisa mungkin. Sejarang mungkin memikirkanmu. Aku
berhenti merapalkan doa-doaku untukmu. Kupikir aku sudah sampai pada titik
penantianku. Tidak akan ada lagi aku yang menunggumu.
Bagaimana rasanya? Apa menyenangkan?
Teruntukmu, aku sudah selesai. Dengan segala hal
yang kamu abaikan selama ini. dengan segala yang terasa memuakkan. Dengan
segala hal yang sudah basi. Aku sudah selesai.
Comments
Post a Comment