Belum Mau Meredup


Pada satu waktu ketika aku menyadari bahwa aku sudah terlalu jauh.
Menjatuhkan hati begitu dalam.
Menyelami laki-laki sepertimu terlalu jeru.

Aku lupa bagaimana seharusnya ini diselesaikan.
Yang aku tahu, aku tak pernah menemukan titik usai, rasa ini berkelanjutan.
Aku kira sudah mati, nyatanya ada beribu nyawa.
Bahkan kecewa tak mampu menghunusnya sampai mati.

Lucu, ketika aku mencoba baik-baik saja ditengah tawa.
Padahal ada mata yang tak mampu menatap dengan tepat ke arahmu.
Ada lidah yang kelu untuk memecah hening. Merantai suara.
Menyedihkan.

Aku, masih saja perempuan yang entah bagaimana menyukaimu dengan hebatnya.
Padahal pernah dilukai degan teramat lekat.
Dikecewakan pada yang teramat pilu.
Ajaibnya, rasaku masih hidup.
Semoga, masih ada celah sedikit untuk rasaku bernafas lega dalam dadamu.

Comments

Popular posts from this blog

Peraduan

Pantas Bahagia

Aku Akan