Bagaimana Bisa

Memangnya sesalah apa jika aku meminta sebuah perhatian?
Kamu lelakiku, kan? Kenapa selalu merasa aku repotkan?
Bukannya wajar saja kalau aku ingin menjadi hal yang selalu kamu perhatikan?

Bagaimana mungkin seseorang sepertiku yang selalu menanti kepulanganmu, menuruti segala inginmu, bersabar atas ledakan-ledakanmu, yang terus berusaha menyamai langkah meski kau terus saja mempercepat langkah, untuk sekedar meminta waktu bersama seakan sudah meminta seluruh isi semesta?

Aku tidak seserakah itu, sayang
Setelah sekian lama bersabar dalam kesendirian, apa aku tidak boleh meminta sebuah kebersamaan yang sudah seharusnya aku dapatkan tanpa perlu meminta? 
Apakah setia yang selalu coba kutunjukkan tak lantas membuatmu membuka mata bahwa aku ada?

Lalu, bagaimana bisa kau kukuh menyebut dirimu sendiri sebagai lelakiku jika tidak satupun buram hariku bisa kubagi denganmu?
Bagaimana bisa? 

Comments

Popular posts from this blog

Peraduan

Pantas Bahagia

Aku Akan